Macroscopers tahukah kamu bahwa aktivitas thrift (thrifting) itu dilarang oleh pemerintah? Padahal thrifting sendiri telah menjadi tren di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan. Kalau kamu sering menjelajah media sosial maupun portal berita pasti sudah sering menyaksikan video yang menunjukkan banyak pembeli rela berdesak-desakkan untuk berbelanja di toko thrift. Tidak hanya itu, toko-toko thrift online juga diserbu oleh pembeli dan menjadikan barang-barang yang baru saja diposting langsung sold out dalam hitungan menit!
Apa sih yang sebenarnya menjadi daya tarik dari barang-barang yang dijual dari toko thrift sehingga mendatangkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat? Mengapa pula aktivitas thrift dilarang oleh pemerintah? Memangnya pemerintah tidak suka ya melihat rakyatnya senang? Hehe. Yuk simak artikel berikut dan ketahui pula alternatif thrifting untuk kamu para penggemar fashion!
Berburu Barang Branded Harga Miring di Toko Thrift
Aktivitas thrifting dapat diartikan sebagai suatu aktivitas berbelanja barang-barang bekas tidak hanya pakaian tetapi juga tas, sepatu, buku, perkakas rumah, dan sebagainya pada toko yang khusus menjual barang-barang bekas. Barang-barang bekas tersebut masih layak pakai dan umumnya mengandung cacat kecil seperti noda, robek, atau tergores yang tidak terlalu luas. Jika beruntung, pembeli bisa menemukan barang bekas bermerek terkenal dengan kondisi yang seperti baru dan membelinya dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Hal inilah yang menjadikan masyarakat berlomba-lomba berburu barang bekas di setiap toko thrift.
Larangan Thrift Oleh Pemerintah
Sering kali barang-barang bekas yang dijual di toko thrift didapatkan dengan cara impor sebab melalui cara tersebut akan lebih banyak didapatkan barang-barang bekas bermerek terkenal yang menjadi incaran para pembeli. Sayangnya masuknya barang-barang tersebut di sisi lain juga mengancam keberlangsungan industri dalam negeri utamanya UMKM dan mulai awal tahun 2023 ini praktik-praktik impor barang bekas khususnya pakaian mulai gencar untuk diberantas dengan dilakukannya penyitaan pakaian bekas yang masuk ke Indonesia oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Sebetulnya, larangan impor baju bekas ini telah dimuat dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 yang tidak hanya melarang impor baju bekas tetapi juga kantong dan karung bekas. Lalu bagaimana dengan nasib para penggemar fashion saat ini? Masih adakah cara untuk mendapatkan baju berkualitas dengan harga terjangkau?
Alternatif Cara Mendapatkan Baju Murah
- Mulai Lirik Produk Lokal
Boleh diadu dengan produk-produk luar, saat ini banyak produk lokal yang dari segi desain, kualitas bahas, bahkan detail-detail seperti packaging semuanya bintang lima tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam. Tak heran jika orang mulai berbondong-bondong berpindah dari yang sebelumnya penggemar produk luar menjadi penggemar produk lokal.
Segala macam mode dapat kamu temukan dari brand-brand lokal yang ada mulai dari yang sporty, kasual, kekoreaan, atau pun yang mengusung unsur-unsur budaya Indonesia seperti kain tradisional, motif-motif batik, dan sebagainya. Coba dong absen di komentar brand-brand lokal mana yang jadi favorit kamu saat ini dan paling kamu rekomendasikan!
- Thrifting Pakaian Bekas Lokal
Setelah membaca penjelasan di atas, kamu pastinya jadi paham dong kalau thrifting yang dilarang hanya untuk barang-barang bekas yang diimpor dari luar. Hal ini berarti larangan tersebut tidak berlaku untuk thrifting barang-barang bekas produksi lokal. Kabar baik nih untuk kita semua!Membeli barang-barang bekas lokal dengan bantuan media sosial dan berbagai aplikasi jual beli online yang ada saat ini menjadi semakin mudah. Kamu bisa terhubung dengan penjual yang secara mandiri menjual barang-barang bekas pakai miliknya atau kamu juga bisa dapatkan barang-barang bekas tersebut di toko khusus yang menjual barang bekas! Sekarang lagi ramai lo ciwi-ciwi yang menemukan hidden gems kios penjual kebaya bekas dengan kondisi yang masih super cantik-cantik di Pasar Beringharjo dengan harga yang hanya dua puluh lima ribuan!
Nah, Kini Kamu Sudah Tahu Cara Mendapatkan Baju yang Lebih Murah kan?
Macroscopers sendiri lebih tertarik membeli produk lokal baru atau bekas? Apa alasannya yuk sampaikan di komentar!